HALAMAN PENGESAHAN
1.
|
Judul Kegiatan
|
:
|
|
2.
|
Bidang Kegiatan
|
:
|
( ) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-T (ü) PKM-M
|
3.
|
Bidang Ilmu
|
:
|
( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan
Rekayasa
(ü) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
|
4.
|
Ketua Pelaksana
Kegiatan
|
||
a.
Nama Lengkap
|
:
|
Eko Winarno
|
|
b.
NIM
|
:
|
B11090
|
|
c.
Jurusan
|
:
|
D.3 Manajemen Informatika
|
|
d.
Universitas/Institut/Politeknik
|
:
|
Politeknik Indonusa Surakarta
|
|
e.
Alamat Rumah dan No. Tel/HP
|
:
|
Pekilen Rt.01/Rw.03 Kapungan
Polanharjo Klaten
087836888921
|
|
f.
Alamat E-Mail
|
:
|
timothyekow@yahoo.co.id
|
|
5.
|
Anggota
Pelaksana Kegiatan/Penulis
|
:
|
2 Orang
|
6.
|
Dosen Pembimbing
|
||
a.
Nama Lengkap dan Gelar
|
:
|
M. Qoyim,
S.Sos
|
|
b.
NIP/NIDN
|
:
|
0604086902
|
|
c.
Alamat Rumah dan No. Tel/HP
|
:
|
Sayangan Kulon Rt.01/Rw.03 Laweyan
|
|
7.
|
Biaya Kegiatan
Total
|
:
|
Rp. 6.500.000,- (Enam Juta Limaratus Ribu Rupiah)
|
a.
Dikti
|
Rp. 6.500.000,-
|
||
b.
Sumber lain
|
-
|
||
8.
|
Jangka Waktu Pelaksanaan
|
:
|
4 (Empat) Bulan
|
Surakarta,
30 Mei 2012
Menyetujui
Ketua Program Studi Ketua
Pelaksana
D3. Manajemen Informatika Kegiatan
(Dhanang Sukmana Adi, S.Kom) (Eko Winarno)
NIDN. 0615108402 NIM.
B11090
Direktur
Politeknik Indonusa Surakarta Dosen Pendamping
(Ir. Suci Purwandari) (M. Qoyim,
S.Sos)
NIDN. 0630076601 NIDN.
0604086902
ABSTRAKSI
Blangkon merupakan tutup kepala yang dibuat
dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional
jawa. Tujuan program pelatihan pembuatan blangkon ini bertujuan untuk
melestarikan budaya tradisional, memberdayakan warga khususnya masyarakat dan
usaha pembuatan blangkon menjadi masyarakat yang mandiri dan dapat membantu
menambah pendapatan ekonomi, dan dengan pelatihan ini diharapkan para peserta
mampu dan menguasai cara pembuatan blangkon.
Pelatihan pembuatan Blangkon Ini dilaksanakan
di Dusun Tempuran, Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Peserta Pelatihan ini adalah para Pemuda Karang Taruna setempat yang memiliki
keinginan untuk belajar membuat blangkon sebagai alternatif usaha dan para
pecinta budaya tradisional yaitu Blangkon yang merupakan salah satu bagian
pakaian trasional Jawa.
Pelatihan
yang dilaksanakan oleh tim pelaksana PKMM adalah pembuatan blangkon. Pelatihan
didahului dengan pengenalan dan teori dasar pelatihan pembuatan blangkon. Hal
ini bertujuan membuka wawasan berfikir peserta pelatihan bahwa dari satu bahan
bisa dihasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi dan seni. Dan selanjutnya
dilaksanakan praktek pembuatan blangkon dari awal sampai akhir sampai dengan
pengemasan.
Dari pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam
pembuatan blangkon ini keluaran yang diharapkan adalah dengan tercapainya
pelatihan bagi masyarakat dalam usaha pembuatan blangkon ini diharapkan para
peserta dapat mendirikan usaha pembuatan blangkon untuk menambah pendapatan
ekonomi, mendorong penciptaan lapangan kerja baru yang mampu menampung tenaga
kerja yang terampil dan terdidik dan melestarikan budaya jawa.
Kata kunci: blangkon, budaya jawa, pelatihan
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan
hidayahNya sehingga kami dapat malaksanakan pelatihan pembuatan Blangkon di
Dusun Tempuran, Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Kami
sangat berterimakasih kepada para pengrajin Blangkon, karena melalui mereka
kami terinspirasi untuk mengembangkan pelatihan pembuatan Blangkon ini pada
Pemuda Karang Taruna Dusun Tempuran, Desa bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar yang nantinya kami harapkan dapat membuka
wawasan berfikir peserta pelatihan bahwa dari satu bahan bisa dihasilkan
sesuatu yang bernilai ekonomi dan seni., sehingga dapat memberikan nilai tambah dan
alternative terciptanya lapangan kerja baru.
Pelatihan
ini tidak terlepas dari berbagai hambatan, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan yang Maha Kuasa yang
senantiasa memberikan bimbingan dan rahmatnya kepada kami.
2. Direktur Politeknik Indonusa, Ir Suci
Wulandari yang telah memberikan dukungan kepada kami.
3. M. Qoyim S.Sos. dan Edi Susena S.Kom yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami sehingga kami dapat melaksanakan pelatihan
ini.
4. Kepada Keluarga besar Karang
taruna Dusun Tempuran, Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten karanganyar
kami mengucapkan terimakasih atas izin, kelonggaran waktu dan tempat untuk
mengadakan pelatihan pembuatan Blangkon.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program
Studi Manajemen Informatika Politeknik Indonusa yang telah membantu memberikan
ide, saran, dan dukungan.
6. Semua pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam program pelatihan ini.
Kami
menyadari bahwa dalam pelatihan ini kami masih terdapat banyak kekurangan,
untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan pelatihan ini, serta kami menyadari dalam pelatihan ini kami
banyak melakukan kesalahan, maka kami mohon maaf pada berbagai pihak. Terimakasih.
Surakarta, Mei
2012
Penyusun
PELATIHAN PEMBUATAN
BLANGKON SEBAGAI USAHA
MELESTARIKAN TRADISI
BUDAYA JAWA
DAN MODAL UNTUK USAHA
MANDIRI
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kalau berbicara tentang
budaya jawa, kita tentunya mengenal blangkon. Blangkon merupakan tutup kepala
yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian
tradisional jawa. Pada masyarakat jawa jaman dahulu, memang ada satu cerita
legenda tentang Aji Soko. Dalam cerita ini, keberadaan iket kepala pun telah
disebut, yaitu saat Aji Soko berhasil mengalahkan Dewata Cengkar, seorang
raksasa penguasa tanah Jawa, hanya dengan menggelar sejenis sorban yang dapat
menutup seluruh tanah Jawa. Aji Soko kemudian dikenal sebagai pencipta dan
perumus permulaan tahun Jawa yang dimulai pada 1941. Ada sejumlah teori yang
menyatakan bahwa pemakaian blangkon merupakan pengaruh dari, budaya Hindu dan
Islam yang terdiri dari dua etnos yaitu keturunan Cina dari Daratan Tiongkok
dan para pedagang Gujarat. Para pedagang Gujarat ini adalah orang keturunan
Arab, mereka selalu mengenakan sorban, yaitu kain panjang dan lebar yang
diikatkan di kepala mereka. Sorban inilah yang meng-inspiransi orang Jawa untuk
memakai iket kepala seperti halnya orang keturunan arab tersebut.
Ada teori lain yang berasal
dari sesepuh yang mengatakan bahwa pada
jaman dahulu, iket kepala tidaklah permanen seperti sorban yang senantiasa
diikatkan pada kepala. Tetapi dengan adanya masa krisis ekonomi akibat perang, kain
menjadi satu barang yang sulit didapat. Oleh sebab itu, para petinggi keratin
meminta seniman untuk menciptakan ikat kepala yang menggunakan separoh dari
bisaanya untuk efisiensi akhirnya tercipta bentuk penutup kepala yang permane
dengan kain hemat yang disebut blankon. Pada jaman dahulu, blangkon memang
hanya dapat dibuat oleh para seniman ahli dengan pakem (aturan) yang baku.
Semakin memenuhi pakem yang ditetapkan, maka balngkon tersebut semakin tinggi
nilainya.
Para pengrajin blangkon
mengakui, masih mengalirnya permintaan blangkon, tak lepas dari masih
terjaganya aktivitas seni budaya di kalangan masyarakat jawa, meski jumlahnya
semakin berkurang. Blangkon telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam karakter
budaya jawa. Karena itu, selain faktor ekonomi, dalam usaha ini diharapkan agar
keberadaannya tidak akan punah oleh kemajuan zaman.
Dari permasalahan tersebut
maka kami tim PKMM dari Perguruan Tinggi (Politeknik Indonusa Surakarta) dalam
program pengabdian masyarakat mencoba melestarikan usaha pembuatan blangkon
sebagai salah satu tradisi budaya Jawa, sehingga usaha ini akan tetap bertahan
ditengah perkembangan zaman modern saat ini, dengan cara memberdayakan
masyarakat melalui bimbingan pelatihan dan bimbingan usaha pembuatan blangkon
dimana dengan pelatihan dan bimbingan ini diharapkan nantinya sebagai bekal
wirausaha mandiri sehingga dapat menambah penghasilan untuk meningkatkan
ekonomi keluarga, sehingga tingkat perekonomian mereka juga akan terangkat
kearah yang lebih baik dan yang tidak ketinggalan yaitu dapat melestarikan
tradisional Jawa.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam program pengabdian
masyarakat ini dilakukan dengan cara meningkatkan ketrampilan masyarakat yang
mendasar yaitu :
a)
Bagaimana pemberdayaan
masyarakat dengan dibekali pelatihan pembuatn blangkon dan manajemen usaha untum bekal wirausaha mandiri.
b)
Bagaimana mendirikan /
membuka usaha pembuatan blangkon bagi masyarakat sebagai salah satu wujud
membantu program pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat
kecil dan melestarikan budaya pakaian tradisional.
Adapun asumsi yang digunakan
adalah bahwa dengan pelatihan pembuatan Blangkon serta manajemen usaha bagi
masyarakat dan pembuat Blangkon yang sudah dilatih akan memiliki mtivasi
mendirikan usaha untuk menambah penghasilan keluarga.
Sedangkan hipotesi yang
diajukan dalam program IPTEK ini sebagai salah satu wujud penabdian kepada
masyarakat dari Perguruan Tinggi, sehingga diharapkan dalam program ini dapat
memberikan pengembangan keterampilan bagi mahasiswa untuk melaksanakan
pengabdian asyarakat dalam kaitan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan program pelatihan
pembuatan blangkon dan manajemen usaha bagi masyarakat ini bertujuan untuk :
a.
Melestarikan budaya
tradisional.
b.
Memberdayakan warga khususnya
masyarakat dan usaha pembuatan blangkon menjadi masyarakat yang mandiri dan
dapat membantu menambah pendapatan ekonomi.
c.
Dengan pelatihan ini
diharapkan para peserta mampu dan mengetahui teknologi dan cara pembuatan
blangkon.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari pelatihan pemberdayaan masyarakat
dalam pembuatan blangkon ini keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a.
Dengan tercapainya pelatihan
bagi masyarakat dalam usaha pembuatan blangkon ini diharapkan para peserta
dapat mendirikan usaha pembuatan blangkon untuk menambah pendapatan ekonomi dan
juga melestarikan tradisi budaya Jawa
b.
Mendorong penciptaan lapangan
kerja baru yang mampu menampung tenaga kerja yang terampil dan terdidik.
c.
Dari program ini diharapkan
memberikan pengembangan ketrampilan bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelitian
dan pengabdian masyarakat.
E. KEGUNAAN PROGRAM
1.
Mestarikan budaya pakaian
tradisional.
2.
Dari sisi ekonomi, pendapatan
akan lebih meningkat.
3.
Dengan menejemen pemasaran
dan produksi yang baik maka dapat mengurangi jumlah pengangguran secara lokal
maupun nasional.
4.
Mewujudkan peran Perguruan
Tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan melalui
bidang pendidikan dalam kerangka Tri Dharma Perguruan Tinggi.
II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Bolon adalah desa di kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia dengan luas ±7,5 km² dan berpenduduk
± 1.800 jiwa . Desa
Bolon bersama-sama dengan Desa Ngasem merupakan dua desa yang terletak paling
barat dari Kabupaten Karanganyar. Kecamatan Colomadu merupakan kecamatan yang
beribukota kabupaten Karanganyar paling barat dan dipisahkan oleh Kota Surakarta (Kota Solo). Posisi Desa Bolon dilewati Jalan
Provinsi, yaitu Jalan Tentara Pelajar yang merupakan terusan dari Jalan Adi
Sucipto menghubungkan ke dan dari Kota Surakarta (Kota Solo).
Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten
Karanganyar mengalami perkembangan yang pesat didalam usaha pertanian dan
perternakan. Akan tetapi sebagaimana permasalah dengan wilayah pedesaan, banyak
sekali pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya kesempatan kerja dan
keahlian yang dimiliki penduduk di wilayah tersebut. Menurut data penduduk di
masih terdapat banyak angkatan keja yang belum mendapat pekerjaan yang
mempunyai pendidikan bervariasi mulai dari SD, SMP, SMA, dan PT. Dimana hal ini
akan sangat membebani keluarga apalagi kalau pendapatan keluarga hanya bersumber
dari satu orang dengan jumlah yang tidak seberapa.
Dari permasalahan ini kami Tim PKMM berusaha
memberikan bekal pelatihan kepada masyarakat dengan pelatihan usaha blangkon,
yang mana bekal keterampilan ini nantinya dapat dijadikan modal wirausaha bagi
warga belajar maupun sebagai usaha pioneer sehingga akan bias menjadi tenggat
berdirinya usaha-usaha baru yang sejenis ataupun bidang lain.
III. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Metode keterampilan pembuatan blangkon ini ditujukan untuk
warga masyarakat yang belum bekerja dan yang memiliki minat belajar usaha
pembuatan blangkon. Adapun cara memperoleh peserta dari pelatihan ini adalah
sebagai berikut :
1.
Survey lokasi dan penentuan
tempat yang akan digunakan untuk pelatihan.
2.
Perekrutan peserta program
dengan persyaratan sebagai berikut :
a.
Masyarakat yang belum
bekerja atau memiliki usaha.
b.
Mempunyai kemauan dan kemampuan
berwirausaha.
c.
Disiplin tinggi, menaati
peraturan selama pelatihan.
d.
Keinginan kuat untuk mendirikan
usaha.
3.
Sosialisasi program untuk
menarik minat masyarakat untuk bisa dijadikan sebagai peserta program.
4.
Pelaksanaan pelatihan meliputi
teori dan praktek pembuatan blangkon dan manajemen selama 4 pertemuan.
No
|
Materi
|
Tentor/Intrukstur
|
Pokok Bahasa
|
1
|
Teori
|
-
Instruktur
-
Tim PKMM
|
1.
Teori Pembuatan blangkon
proses awal sampai akhir.
2.
Teori manajemen usaha.
|
2
|
Praktek
|
-
Instruktur
-
Tim PKMM
|
1.
Teori Pembuatan blangkon
proses awal sampai akhir. (jadi)
2.
Pengemasan produk.
|
5.
Materi pelatihan pembuatan blangkon
Materi yang disampaikan oleh tim pelaksana
PKMM adalah pembuatan blangkon. Pelatihan didahului dengan pengenalan dan dasar
pelatihan pembuatan blangkon. Hal ini bertujuan membuka wawasan berfikir
peserta pelatihan bahwa dari satu bahan bias dihasilkan sesuatu yang bernilai
ekonomi dan seni.
Dalam pembuatan kerajinan pembuatan blangkon
ini diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
a.
Kain yang bermotif / kain batik
berbentuk iket atau udeng berbentuk persegi empat bujur sangkar. Ukurannya
kira-kira selebar 105 cm x 105 cm.
b.
Klebot atau model kepala yang
terbuat dari kayu/cetakan blangkon.
c.
Plastik kemasan.
d.
Kain alas, karton, lem, benang
jahit, dan gunting.
Urutan kerja Persiapan hingga pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
-
Langkah awal adalah menentukan
lokasi pengabdian masyarakat dimana yang mempunyai masalah kemiskinan dan
penggangguran, dimana langkah ini akan menentukan daerah mana yang membutuhkan
bantuan pelatihan usaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga.
-
Menjalin kesepakatan dengan
masyarakat dalam rangka program pelatihan pembuatan blangkon.
-
Perekrutan calon peserta
program keahlian.
-
Proses pelatihan pembuatan
blangkon dan manajemen usaha, dimana lama pelaksanaan pelatihan selama 4
Pertemuan.
-
Membantu pembentukan kelompok
usaha sekaligus pendamping usaha.
-
Membantu mencari akses modal,
pemasaran dan promosi usaha.
-
Pengembangan usaha kearah yang
lebih baik.
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
4.1 Waktu dan Tempat
Pelatihan Pembuatan Blangkon ini dilaksanakan empat
kali pertemuan di Dusun Tempuran, Desa Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.
Pelatihan
dilaksanakan pada tanggal 14 - 17 April 2012 mulai pukul 10.00 WIB - 14.00 WIB
dengan jumlah peserta 15 orang 3 orang Tim PKMM dan 1 orang Instruktur
4.2 Tahapan Pelaksanaan Program
Hari pertama suasana pelatihan berlangsung hangat
ketika tim PKMM mulai membuka acara. Acara kemudian dibuka dan selanjutnya tim PKMM
langsung memulai jalannya acara dengan menjelaskan Rencana pelatihan dan
memberikan gambaran umum tentang Blangkon.
Dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
peserta, nampak bahwa seluruh peserta memiliki antusias untuk mengikuti
pelatihan ini, sehingga bagi mereka pelatihan ini menjadi sesuatu yang baru dan
pertama kali mereka dapatkan. Setelah mereka mulai mengenal blangkon kemudian
tim penyuluhpun menjelaskan banyak hal
tentang manfaat blangkon selanjutnya peserta dikenalkan dengan berbagai
model bentuk blangkon. Saat pertama kali melihat bentuk-bentuk blangkon yang
sudah jadi, mereka berebut minta segera diajari untuk membuat bentuk-bentuk blangkon
yang ada. Dalam pelatiahan ini Tim PKMM dibantu oleh seorang Instruktur yang
merupakan pengrajin Blangkon selama kurang lebih 20 tahun.
Selama 4 hari pelatihan peserta dibimbing mulai
teori, melihat cara pembuatan langsung dari instruktur , dan kemudian mulai
belajar langsung langkah demi langkah pembuatan blangkon sampai jadi dan cara
pengemasannya.
4.3 Instrumen Pelaksana
Pelaksanaan PKM-M terdiri dari berbagai
pihak yaitu tim pelaksana, satu orang Instruktur pembuatan Blangkon, dan Dosen Pembimbing.
Tim pelaksana merupakan tim yang mengelola dan bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan program ini. Sedangkan Instruktur
merupakan tenaga tambahan yang diperlukan untuk program pelatiahan pembuatan
Blangkon.
4.4 Rancangan dan
Realisasi Biaya
Dalam pelaksanaan program pengabdian
masyarakat (PKMM) ini realisasi biaya pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran
sedangkan biaya keseluruhan yang diusulkan ke Dikti adalah Rp. 10.000.000,-
dimana penggunaan meliputi bahan habis pakai, transportasi, dan lain-lain
dengan rincian sebagai berikut :
NO
|
RINCIAN
|
SATUAN
|
JUMLAH
|
1
|
Bahan habis pakai
|
||
1.
Peralatan dan bahan baku
pembuatan blangkon (1 paket)
|
@ Rp. 600.000
|
Rp.
600.000
|
|
2.
Buku manajemen usaha (1buah)
|
@ Rp. 50.000
|
Rp.
50.000
|
|
3.
Proses pembuatan blangkon
|
@ Rp. 750.000
|
Rp.
750.000
|
|
4.
Modal pembentukan kelompok
usaha (2 kelompok)
|
@ Rp. 500.000
|
Rp.
1.000.000
|
|
2
|
Alat penunjang kegiata
|
||
Bahan dan alat pembuat blangkon (15 paket) untuk 15 peserta latih
|
@ Rp. 150.000
|
Rp.
2.250.000
|
|
3
|
Transportasi
|
||
1.
Peserta 15 orang (6 kali)
|
@ Rp. 150.000
|
Rp.
800.000
|
|
2.
Tim PKMM 4 orang (6 kali)
|
@ Rp. 200.000
|
Rp.
1.200.000
|
|
3.
Instruktur 2 orang (6 kali)
|
@ Rp. 200.000
|
Rp.
1.200.000
|
|
4.
Pembelian alat dan bahan (1
kali)
|
@ Rp. 100.000
|
Rp.
100.000
|
|
4
|
Lain – lain
|
||
a.
Pemantuan internal
|
@ Rp. 250.000
|
Rp.
250.000
|
|
b.
Pembuatan proposal dan
laporan akhir (1 paket)
|
@ Rp. 400.000
|
Rp.
400.000
|
|
c.
Pengiriman proposal
|
@ Rp. 100.000
|
Rp.
100.000
|
|
d.
Dokumentasi 2 rol
|
@ Rp. 150.000
|
Rp.
300.000
|
|
e.
Seminar
|
@ Rp. 500.000
|
Rp.
500.000
|
|
f.
Penerbitan artikel ilmiah (1
paket)
|
@ Rp. 500.000
|
Rp.
500.000
|
|
JUMLAH TOTAL
|
Rp.
10.000.000
|
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Hasil dari pelaksanaan program PKM-M dapat
dilihat dari dua indikator yaitu ketercapaian target luaran dan peningkatan
skill peserta yang di ukur melalui kuesioner ahir program.
Indikator Pencapaian Tujuan.
a.
Indikator Umum
1.
Adanya budaya mutu pelaksanaan
pelatihan dan orientasi produktifitas di kalangan peserta pelatihan,
instruktur, tim PKMM Politeknik Indonusa Surakarta.
2.
Adanya rintisan usaha pembuatan
blangkon yang didirikan oleh peserta pelatihan.
3.
Adanya alternatif terciptanya pendapatan
baru bagi keluarga dari masyarakat.
4.
Tercapainya peningkatan
kesejahteraan keluarga, sehingga tingkat kemiskinan semakin menurun.
b.
Indikator Khusus
1.
Tingkat keberhasilan pelatihan
pembuatan blangkon oleh peserta mencapai 85% (lulus dan layak mendirikan usaha)
2.
Tersusunnya proposal rencana
usaha/bisnis plan yang dibuat oleh peserta pelatihan minimal 75% diantaranya
layak untuk diwujudkan sebagai kegiatan usaha mandiri.
3.
Motivasi dan minat peserta
pelatihan untuk berwirausaha sebagai pelatihan untuk ikut meningkatkan
pendapatan keluarga.
5.2 Pembahasan
Dari pelatihan pemberdayaan
masyarakat dalam pembuatan blangkon ini keluaran yang dihasilkan dinilai
berdasar LogBook dan IKJP adalah dengan
tercapainya pelatihan bagi masyarakat dalam usaha pembuatan blangkon para
peserta dapat mendirikan usaha pembuatan blangkon untuk menambah pendapatan
ekonomi dan juga melestarikan tradisi budaya Jawa serta terciptanya lapangan
kerja baru yang mampu menampung tenaga kerja yang terampil serta terdidik dan
juga memberikan pengembangan ketrampilan bagi mahasiswa untuk melaksanakan
penelitian dan pengabdian masyarakat.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Program PKM-M ini merupakan
rangkain program yang akan terus berlanjut, karena manfaat dan respon dari
peserta yang cukup baik. Secara umum program ini terbagi menjadi tiga bagian
program besar yaitu Pelatihan Pembuatan Blangkon, peningkatan softskill melalui
pelatihan ketrampilan dan penyampaian pesan moral yaitu cinta kebudayaan
tradisioanal Jawa Hasil dari pelaksanaan program PKM-M dapat dilihat dari dua
indikator yaitu ketercapaian target luaran dan peningkatan skill peserta yang
di ukur melalui kuesioner ahir program.
Secara umum keberhasilan program ini berhasil dengan baik dinilai dari
ketercapaian target luaran walaupun ada beberapa program belum mencapai target
yang optimal, 100%. Sedangkan pelatihan ketrampilan diperoleh hasil bahwa 100%
peserta merasakan manfaat akan adanya pelatihan tersebut dengan tingkat
penguasaan sebesar 75%. Dari pelatihan ketrampilan ini sebesar 60% responden
mengaku bisa menjadikannya untuk berwirausaha sehingga mampu menambah pendapatan
.
6.2 Saran
Saran
untuk program kedepannya adalah pemantauan yang lebih intens terhadap pelatihan
ketrampilan. Pelatihan ini mampu memberikan peluang usaha yang cukup besar
kepada peserta sehingga barang yang dihasilkan mampu dikomerisalisasikan. Akan
lebih baik lagi jika, tim pelaksana program juga mencarikan pasar pasar yang
cukup potensial untuk memasarkan hasil ketrampilan peserta.
LAMPIRAN
1. Biodata Ketua Serta Anggota Pelaksana
1. Ketua:
Nama : Eko Winarno
NIM : B11090
Program
Studi : Manajemen Informatika
Tlp/Hp : 087836888921
Alamat Rumah : Pekilen
Rt. 01/ Rw.03 kapungan
Polanharjo- Klaten
2. Anggota
1) Nama : Bintang Wijaya K.
NIM : B11094
Program Studi : Manajemen
Informatika
2) Nama : Fima Widia
NIM/DNI : B08017
Program Studi : Manajemen
Informatika
3. Dosen
Pembimbing
Nama : M.
Qoyim, S.Sos.
NIP : 0604086902
Tlp/Hp : -
Alamat Rumah : Sayangan
Kulon Rt.01/Rw.03 Laweyan
Surakarta
2. Penggunaan Biaya
Dalam pelaksanaan program pengabdian
masyarakat (PKMM) ini biaya keseluruhan yang diterima dari Dikti adalah Rp. 6.500.000,-
dimana penggunaan meliputi bahan habis pakai, transportasi, dan lain-lain
dengan rincian sebagai berikut :
NO
|
RINCIAN
|
SATUAN
|
JUMLAH
|
1
|
Bahan habis pakai
|
||
5.
Peralatan dan bahan baku
pembuatan blangkon (1 paket)
|
@ Rp. 920.000
|
Rp.
920.000,-
|
|
6.
ATK penunjang persiapan ,
pelaksanaan sampai pembuatan laporan akhir ( 1 Paket )
|
@ Rp. 457.000
|
Rp.
457.000,-
|
|
2
|
Alat penunjang kegiatan
|
||
1.
Cetakan Blangkon ( Klebot ) 5 paket untuk 15 Peserta latihan
|
@ Rp. 100.000
|
Rp.
500.000,-
|
|
2.
Alat Pendukung Pembuatan
Blangkon ( 1 Paket )
|
@ Rp. 318.000
|
Rp.
318.000,-
|
|
3
|
Transportasi
|
||
5.
Peserta PKMM 15 orang
(4 kali
pertemuan )
|
@ Rp. 15.000 X 15 X 4
|
Rp.
900.000,-
|
|
6.
Tim PKMM 3 orang (4 kali
pertemuan)
|
@ Rp. 30.000 X 3 X 4
|
Rp.
360.000,-
|
|
7.
Instruktur 1 orang (4 kali
pertemuan )
|
@ Rp. 150.000 X 4
|
Rp.
600.000,-
|
|
8.
Pembelian alat dan bahan (1
kali)
|
@ Rp. 100.000
|
Rp.
100.000,-
|
|
9.
Dosen pembimbing (2 kali )
|
@ Rp. 100.000 X 2
|
Rp.
200.000,-
|
|
10.
Tim PKMM 3 orang dalam acara Pra
monev di UNISRI
|
@ Rp. 50.000 X 3
|
Rp.
150.000,-
|
|
11.
Tim PKMM 3 orang dalam acara Pra
monev di UMS
|
@ Rp. 50.000 X 3
|
Rp.
150.000,-
|
|
4
|
Lain – lain
|
||
g.
Banner
|
@ Rp. 100.000
|
Rp.
100.000,-
|
|
h.
Pembuatan laporan akhir ( 1
paket)
|
@ Rp. 150.000
|
Rp.
150.000,-
|
|
i.
Dokumentasi
|
@ Rp. 150.000
|
Rp.
150.000,-
|
|
j.
Jilid laporan
|
@ Rp. 5.000
X 9
|
Rp.
45.000,-
|
|
k.
Komsumsi Pelatihan
|
@ Rp. 15.000 X 20 X 4
|
Rp.
1.200.000,-
|
|
l.
Pinjam tempat pelatihan dan
kebersihan
|
@ Rp. 50.000
X 4
|
Rp.
200.000,-
|
|
JUMLAH TOTAL
|
Rp. 6.500.000,-
|
3. JADWAL KEGIATAN
No
|
Kegiatan
|
Bulan
Ke-
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Survey lapangan
|
|||||
2
|
Pendataan dan sosialisasi Program
|
|||||
3
|
Pembuatan proposal dan Perencanaan program
|
|||||
4
|
Pengadaan bahan dan alat penunjang
|
|||||
5
|
Pelaksanaan program
|
|||||
6
|
Evaluasi program
|
|||||
7
|
Pembuatan laporan akhir
|
useful and informative, visit here also a lot of info that adds to
ReplyDeleteyour knowledge